Oleh-oleh Catatan Berkunjung Ke Taman Pemakaman Al Azhar Memorial Garden

Oleh² catatan berkunjung ke Taman Pemakaman Al Azhar Memorial Garden-AAMG
Ahad, 3 Februari 2019

Difasilitasi secara penuh oleh pengelola AAMG, Ketua UPSK – Unit Pelayanan Sosial Kematian RW 09 dan pengurusnya, beserta pengurus masjid Al Muhajirin Pondok Kopi Jakarta, diundang datang berkunjung ke lokasi AAMG, di Kerawang Timur. Dalam kondisi tidak macet, perjalanan melalui toll Cikampek ditempuh kurang lebih satu jam.

Luar biasa, gambaran tentang kuburan yang selama ini ada di mindset sementara orang, bahwa kuburan itu seram, menakutkan dan selalu menjadi setting-an dan background pembuatan film horor, gugur semua setelah berkunjung ke AAMG.

Pintu gerbang yang gagah, terkesan mewah menyambut kami. Kantor administrasi seperti lobby hotel berbintang, nyaman dan lega, sofa empuk dengan petugas²nya yang berpenampilan rapi dan ramah. Kopi panas, teh hangat, air mineral tersedia dan tinggal kita tuang.
Konotasi bahwa kantor sekretariat pemakaman itu identik dengan ruang sempit, pengap dan panas, kursi dengan cover kulit imitasi yang terkelupas disana sini, dijejali keranda mayat di pojokan, semua hilang. Pokoknya kantor AAMG ini sangat berbeda dengan bayangan ruang sekretariat pemakaman yang berbedak debu tebal, berkipas angin dengan bunyi kriet kriet seperti hantu bersiul itu.

Ketika kami diajak meninjau lapangan, ke lokasi pemakaman, apabila kita berharap akan melihat ada sepasang mata merah yang tajam, diam² mengawasi kita dari sebuah pojok makam yang gelap dan rimbun, atau dari sebalik bangunan tembok yang terkelupas acian semennya dan terlihat batu batanya…. kita harus segera bangun dari tidur kita, dan segera menghapus bayangan kuno kita. Kita terlalu banyak membaca komik bergenre Beranak dalam kubur atau nonton acara uji nyali dan keseringan membayangkan film horor Suster Sexy Ngesot di kuburan Jeruk Purut. Jangan sesekali membayangkan ekor mata kita menangkap bayangan pocong melintas cepat dengan suara mengikiknya nenek Lampir. Itu jadi Hoax disini.

Sangat menarik, konsep pemakaman dengan taman yang lengkap, komplit bahkan terkesan mewah. Kerapian tata letak elemen makam, keindahan pepohonan dan kembang², kenyamanan mata saat berkunjung kesini, semua menghapus dan membuang bayangan kuburan yang seram, magis dan horor, semua itu tidak berlaku untuk Taman Pemakaman sekaliber Al Azhar Memorial Garden.

Arsitektur dengan sentuhan design art yang berkelas. Semua tertata dengan rapi, diseling taman pepohonan yang indah, cantik, bersih, pathways yang lega dan nyaman. Jalan utama masuk ke lokasi yang lebar, kanan kiri berjejer gagah pohon Ki Hujan yang rimbun dan menjulang ke langit. Saat menuju ke titik² lokasi pemakaman, jalannya dicover paving porselen yang cantik, at least disemen rapih bahkan berpola, layoutnya didesign dengan menghindari pengunjung atau peziarah agar tidak menginjak rumput di atas kuburan, tidak melangkahi kuburan, tindakan yang hukumnya haram dilakukan.

Di pojok² area per blok makam, dipasang irrigation sprinkler, dengan air yang setia dan rutin menyirami hamparan rumput di atas makam. Hijaunya terjaga. Pemilihan pohon² beringin Korea yang dikonsep bonsai, pemilihan tanaman bunga tropis yang dijadikan tanaman hias, menunjukkan ahli taman spesialis bunga tropis dilibatkan disini.

Bahwa tidak hanya di perumahan yang ada stratanya, ada rumah type standart, menengah dan kelas mewah, di AAMG-pun ada kastanya. Dari kelas single standart paling bawah, sampai kelas king royal termegah, semua tersedia disini. Kavling untuk kelas atas dapat dilihat dari bangunan² tambahan di sekitar pemakaman, ada pagar dari batu granit, ada Gazebo dengan cita rasa Timur Tengah, cakupan luas kavlingpun sedikit lebih besar. Bahwa hukum ekonominya untuk rumah hunian jasad yang ditinggal pergi arwahnya (lugasnya : hunian orang mati) ini, tetap mengikuti hukumnya manusia yang masih hidup, ada kwalitas berarti ada tuntutan dana yang lebih. Semua menawan, tinggal men-challence dana yang kita punya.

Namun yang pasti, segmen marketnya AAMG bukan diperuntukan untuk kaum proletar atau kaum marginal, bukan untuk saudara² kita yang berjuang untuk hidup saja sudah setengah mati, mana mau mikirin mati, jelas bukan untuk kelas grass root.

Ternyata slogan bahwa hidup adalah sebuah pilihan, berlaku juga untuk orang yang sudah mati.
Saya jadi teringat ironinya orang² Pondok Kopi, Pondok Kelapa dan sekitarnya. Selama ini hidup selalu berdampingan dengan TPU Pondok Kelapa dan Tanah Merah, tanpa pernah bentrok dengan penghuninya, damai kompak bertetangga meski berbeda alam. Giliran orang Pondok Kopi mau pindah bergabung menjadi penghuni TPU itu, jasadnya ditolak, karena quota sudah penuh.

Maka akhir² ini modus pemakaman keluarga Pondok Kopi ada beberapa alternatif :

1. Jenazah ditumpuk dengan saudara yang sudah dimakamkan di TPU Pondok Kelapa dan disekitarnya. Syaratnya jeda waktu lebih dari dua tahun, dan harus sedikit mengabaikan fatwa MUI (?) yang mengharamkan penumpukan makam.

2. Memilih TPU Pondok Rangon, dengan resiko lokasi yang jauh, bercampur dengan makam² orang yang tidak dikenal riwayat hidupnya, dengan makam terorist yang ditolak dimakamkan di suatu tempat, maaf mungkin ini salah, tapi kesannya TPU Pondok Rangon adalah pemakaman buangan.

3. Jenazah dibawa pulang ke tanah kelahiran, dimakamkan di bumi dimana ari2nya jenazah itu dulu ditanam.

4. Dimakamkan di AAMG. Bagi yang sudah memiliki sertifikat AAMG tinggal menelpon, mudah dan simpel. Bagi yang belum terdaftar, bisa mendadak menghubungi AAMG, tentu sedikit repot dan costly. Tinggal menghitung power saldo kita.

Untuk jelasnya, Ahad 10 Februari AAMG akan presentasi di masjid Al Muhajirin selepas subuh. Silahkan mengeksplore dari nara sumber yang akan menyampaikan informasi tentang AAMG, pastinya semacam Marketing yang akan dibawakan oleh tim Al Azhar.
Jangan berharap bahwa AAMG adalah lembaga sosial, sosialnya ada, syar’inya ada, tapi bisnisnya juga gede. AAMG adalah sebuah alternatif yang indah menawan, tapi membuat berdarah saldo tabungan kita, harganya termasuk menyakitkan bagi sementara orang.

*Catatan² tentang AAMG :*

• Slogannya cakep betul, *_Kebutuhan untuk yang hidup, penghargaan untuk yang meninggal dunia_*,

• Orang yang sudah melunasi pembelian kavling di AAMG, tidak ada yang mau buru2 menempati. Sangat berbeda dengan membeli apartemen, baru membayar tanda jadi, maunya buru2 menempati.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!